Pada perdagangan sesi AS hari Jumat malam minggu lalu, harga emas berhasil bertahan sedikit di bawah $1,950, tepatnya di $1,940 per troy ons, dan menutup perdagangan pada minggu lalu dengan kembali ke zona hijau. Harga emas dimulai minggu tersebut di bawah $1,914 dan kemudian mengalami kenaikan hingga mencapai $1,940.
Pasar emas bergerak dalam respons terhadap berbagai faktor ekonomi dan data yang memengaruhi nilai dolar AS. Setelah dirilisnya laporan Nonfarm Payrolls, yang menunjukkan variabilitas dalam data ketenagakerjaan AS, dolar AS awalnya mengalami penurunan. Namun, dolar AS berbalik menguat setelah munculnya data Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur dari ISM yang lebih kuat dari perkiraan.
Data PMI manufaktur AS menunjukkan peningkatan menjadi 47.6, melampaui perkiraan sebesar 47.0, meskipun masih berada di bawah level 50.0 yang menandakan wilayah kontraksi. Indeks employment dalam laporan tersebut juga meningkat menjadi 48.5, melampaui perkiraan sebesar 44.2. Ini mengindikasikan perkembangan positif dalam sektor manufaktur AS.
Indeks dolar AS sempat jatuh ke 103.270 setelah rilis data Nonfarm Payrolls, tetapi kembali menguat ke arah 104.22 setelah data PMI manufaktur dari ISM yang lebih kuat daripada yang diperkirakan. Selain itu, kenaikan tingkat pengangguran ke 3.8% YoY, di atas perkiraan 3.5%, tidak mendorong kenaikan dolar AS. Spekulasi bahwa Federal Reserve AS kemungkinan akan menunda pengetatan kebijakan moneter pada bulan September telah mempengaruhi harga emas.
Dalam analisis teknikal, beberapa level support dan resistance yang perlu diperhatikan adalah:
- Support terdekat: $1,935 (jika berhasil ditembus, dapat melanjutkan penurunan ke $1,925 dan kemudian $1,913).
- Resistance terdekat: $1,977 (jika berhasil ditembus, dapat melanjutkan kenaikan ke $1,985 dan kemudian $2,000).
Ingatlah bahwa pasar emas dapat dipengaruhi oleh berita dan peristiwa ekonomi terkini, sehingga selalu penting untuk mengikuti perkembangan terbaru.
